Saturday, 2 January 2010

Budidaya Ikan Gabus



Budidaya ikan gabus yang khususnya ditujukan untuk keperluan konsumsi masih jarang dilakukan di kalangan peternak ikan. Hal ini karena permintaan ikan gabus cukup sedikit di pasaran. Ikan gabus sendiri adalah jenis ikan air tawar yang liar dan termasuk pemangsa benih yang cukup rakus dan ditakuti para peternak ikan. Ikan gabus merupakan jenis ikan yang buas (carnivore bersifat predator). Selain itu, ikan gabus memiliki banyak nama diantaranya aruan dari kata haruan (bahasa banjar dan melayu), kocolan (betawi); licingan, bogo, bayong, kutuk (bahasa jawa); dan sebagainya.

Pada daerah-daerah yang memiliki aliran sungai cukup besar seperti Kalimantan dan Sumatera, ikan gabus sering ikut terbawa banjir menuju parit-parit di lingkungan rumah, atau bahkan masuk ke dalam kolam-kolam ikan peliharaan dan menjadi pemangsa ikan-ikan peliharaan. Apabila kolam, parit, atau sawah mengering, ikan gabus akan berusaha pindah menuju tempat lain, dan bila terpaksa ia mampu mengubur diri dalam lumpur sampai tempat tersebut kembali berair. Jenis ikan bisa mampu bertahan hidup di lingkungan tanpa air sebab ikan gabus dalam pernapasannya bisa menyerap kandungan oksigen bebas dengan menggunakan alat pernapasan bernama “labirin”.


A. SIFAT PREDATOR IKAN GABUS
Ikan gabus biasanya menyambar mangsanya hingga di permukaan. Maka dari itu, kehadirannya bisa segera diketahui bila ia masuk ke dalam kolam ikan peliharaan lainnya. lkan gabus biasanya bersembunyi di dekat tanaman air bila hendak menyambar mangsanya (sehingga mangsa tidak melihat kehadirannya), kemudian secara tiba-tiba ia akan meluncur menuju mangsa dan menelannya langsung.

Bagi anda yang kebetulan memelihara ikan lain dan ingin mencegah ikan gabus agar tidak masuk ke kolam ikan peliharaan, maka di saat pengolahannya, usahakan dasar kolam benar-benar kering hingga terlihat retak-retak sehingga ikan gabus tidak mungkin dapat bertahan hidup. Caranya. biarkan dulu dasar kolam mengering di bawah terik sinar matahari hingga beberapa hari. Kemudian pasang semacam jaring di bagian saluran masuk kolam yang terbuat dari ijuk rapat, sehingga telur dan benih gabus tidak dapat masuk ke dalam kolam bersama dengan aliran air.

Bila dalam kolam peliharaan ternyata ditemukan ikan gabus, maka segera tangkap. Populasinya sendiri biasanya tidak terlalu banyak. Gabus bisa dipancing mengggunakan umpan seperti anak kodok dan ikan kecil. Sedangkan untuk cara memancingnya termasuk unik, yakni dengan cara menggerak-gerakkan umpan pada permukaan air. Gerakan umpan tersebut akan mengundang gabus untuk segera menyambarnya karena disangka sebagai mangsanya.

Berbicara mengenai budidaya ikan gabus, sebenarnya tidak terlalu susah. Anda juga tidka perlu melakukan pemijahan buatan, namun cukup dengan melakukan pemijahan alami. Hal ini dikarenakan ikan gabus telah akrab dengan kondisi perairan kita.


B. MEMILIH INDUK BETINA DAN INDUK JANTAN YANG SIAP KAWIN
Betina dan pejantan ikan gabus yang siap kawin dapat dibedakan dengan cara cukup mudah, yakni dengan mengamati tanda-tanda yang terdapat pada tubuhnya. Betina biasanya ditandai dengan bentuk kepala yang membulat, perutnya lembek dan membesar, warna tubuhnya cenderung terang, dan bila diurut akan keluar telur. Pejantan sendiri ditandai dengan bentuk kepala yang lonjong, warna tubuhnya cenderung gelap, lubang pada kelamin memerah, serta akan mengeluarkan cairan putih agak bening ketika diurut. Sedangkan induk jantan yang hendak dikawinkan harus mencapai bobot 1 kg.


C. PEMIJAHAN IKAN GABUS
Pemijahan ikan gabus bisa dilakukan dalam wadah fibreglass atau bak beton. Caranya, siapkan bak beton dengan ukuran panjang sekitar 5 m, lebar sekitar 3 m, dan ketinggian 1 m, selanjutnya keringkan dulu kira-kira 3–4 hari. Kemudian masukkan air hingga kedalaman 50 cm, biarkan air mengalir selama masa pemijahan. Untuk perangsang pemijahan, taruh tanaman eceng gondok sampai menutupi sebagian besar permukaan bak, kemudian masukkan kira-kira 30 ekor betina gabus, lanjutkan dengan memasukkan 30 ekor pejantan gabus. Lalu biarkan ikan gabus memijah. Setelah bertelur, ambil telur menggunakan sekupnet halus, dan telur siap ditetaskan.

Untuk mengecek terjadinya pemijahan, perlu dilakukan pengontrolan tiap harinya. Telur yang dikeluarkan akan mengapung pada permukaan air. Untuk seekor induk betina gabus biasanya mampu menghasilkan telur hingga 10.000 – 11.000 butir.


D. PENETASAN TELUR IKAN GABUS
Penetasan telur ikan gabus dilakukan di dalam akuarium. Caranya, siapkan lebih dahulu sebuah akuarium dengan ukuran panjang sekitar 60 cm, lebar kira-kira 40 cm, dan ketinggian 40 cm. Lalu keringkan dulu sampai 2 hari lamanya, kemudian isi dengan air bersih hingga ketinggian 40 cm. Lalu atur 2 buah titik untuk aerasi dan nyalakan selama penetasan. Jangan lupa untuk memasang pemanas air sampai suhu mencapai 28 derajad Celcius. Selanjutnya, masukkan telur hingga kepadatan sekitar 4–6 butir/cm persegi, lalu biarkan menetas. Telur-telur tersebut akan segera menetas dalam jangka waktu 24 jam. Hingga 2 hari lamanya, larva tak perlu diberikan pakan sebab ia masih memiliki makanan cadangan.


E. PEMELIHARAAN LARVA IKAN GABUS
Pemeliharaan larva dapat dilakukan 2 hari setelah penetasan hingga larva mencapai umur 15 hari. Pemeliharaan larva bisa dilakukan di dalam akuarium dengan kepadatan sebanyak 5 ekor/liter. Sedangkan kelebihan larva yang ada bisa dipelihara pada akuarium lain. Ketika berumur 2 hari, beri larva pakan naupli artemia hingga 3x sehari. Ketika sudah berumur 5 hari, beri larva pakan tambahan secukupnya seperti daphnia sebanyak 3x sehari. Agar kualitas air tetap terjaga, lakukan pembersihan sisa pakan dan kotoran serta mengganti air yang kotor dengan air yang baru hingga 50 persennya. Pembersihan ini dilakukan tiap tiga hari sekali, dan tergantung pula dengan kualitas airnya.


F. PENDEDERAN IKAN GABUS
ikan gabus yang dibudidayakan melalui pendederan dapat dilakukan pada kolam tanah. Untuk caranya, siapkan terlebih dahulu kolam berukuran 200 meter persegi; lalu keringkan selama kurang lebih 4 – 5 hari; jangan lupa perbaiki semua bagiannya. Selanjutnya buatkan kemalir selebar kurang lebih 40 cm dengan ketinggian 10 cm; kemudian ratakan tanah di dasarnya. Lanjutkan dengan menebarkan kotoran puyuh atau ayam sebanyak 5–7 karung; lalu isi air hingga ketinggian 40 cm; rendam sekitar 5 hari lamanya (air dibiarkan / tidak perlu dialirkan). Lalu tebar larva kurang lebih sekitar 4.000 ekor di pagi hari. Menjelang 2 hari berikutnya, berikan pelet atau tepung pelet sebanyak 1–2 kg yang sudah direndam tiap harinya. Pemanenan benih dapat dilakukan setelah ikan menginjak usia 3 minggu.


Referensi : 

Friday, 1 January 2010

Budidaya Belut


Beternak Belut atau Budidaya Belut merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi atas daging belut yang enak dan bergizi karena terbatasnya belut yang hidup secara alami di alam liar. Kali ini saya akan berbagi informasi tentang bagaimana cara Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai salah satu alternatif usaha sampingan.


KEUNTUNGAN BUDIDAYA BELUT
Bisnis Beternak Belut atau Budidaya Belut bisa dilakukan sebagai usaha sampingan yang menawarkan keuntungan yang cukup menjanjikan, belut juga dipasarkan ekspor ke beberapa negara. Dengan menekuni bisnis Beternak Belut atau Budidaya Belut banyak pemula yang belum mengetahui seluk beluk teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sehingga kurang memberikan hasil yang memuaskan.


KENDALA BUDIDAYA BELUT
Ada beberapa kendala kasus yang sering ditemui dalam melakukan Beternak Belut atau Budidaya Belut, diantaranya permasalahan tersebut misalnya adalah belut tidak bisa besar, belut banyak yang mati dan lain-lain. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, perlu pengetahuan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut yang cukup.


MEDIA BUDIDAYA BELUT
Media pemeliharaan untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut bisa berupa kolam semen, kolam terpal dan bahkan drum bekas yang penting belut tidak lari keluar media. Ukuran kolam juga disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan tentunya ini berkaitan pula dengan bibit belut yang akan di tebar. Selain itu kolam untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut diupayakan menyerupai habitat aslinya, untuk membuat demikian media pada kolam diisi dengan tanah sawah atau lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos atau sekam/gabah padi yang sudah dibusukan, bisa juga dengan jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk orea dan pupuk NPK.


Penempatan Media Tersebut Di Atas Dilakukan Dengan Perbandingan :
  1. Lapisan pertama paling bawah jerami padi dengan tinggi/tebal 5 cm, ditaburkan secara merata pupuk orea 5 kg dan pupuk NPK 5 kg, untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm, apabila kolam nya lebih besar atau lebih kecil ukuran nya dari ukuran ini perbandingan pupuk di atas bisa menjadi acuan.
  2. Lapisan kedua tanah atau lumpur setinggi 5 cm.
  3. Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm.
  4. Lapisan keempat pupuk kompos setinggi 5 cm, untuk lapisan keempat tanah atau lumpur tinggi 5 cm.
  5. Lapisan kelima adalah lumpur cincangan batang pisang setinggi 10 cm.
  6. Lapisan keenam adalah tanah lumpur setinggi 10 cm.
  7. Lapisan ketujuh adalah air setinggi 10 cm dan di atas air ditanami secara merata tumbuhan enceng gondok sampai menutupi 3/4 permukaan kolam.
Setelah semua media terisi didalam kolam diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 minggu agar seluruh media mengalami fermentasi dan setelah 2 minggu selesai proses fermentasi nya maka, benih atau bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut.


MEMILIH BIBIT BELUT
Selanjutnya untuk mengoptimalkan hasil panen Beternak Belut atau Budidaya Belut diperlukan teknik pemeliharaan bibit yang baik dan tepat sehingga memperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan up normal. Benih belut yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus yaitu tidak ada luka bekas gigitan
  2. Gerakan tubuh lincah dan agresif
  3. Penampilannya sehat yang di ciri kan dari tubuhnya yang keras tidak lemas jika dipegang
  4. Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan dan usianya sekitar 2 bulan atau 4 bulan.


FAKTA SEPUTAR KEHIDUPAN BELUT
Belut mempunyai kelamin ganda pada kehidupannya, belut menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan dan karena sifat-sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa mengalami masa kosong kelamin atau disebut banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri.


MAKANAN BELUT : 
Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air seperti serangga, siput, dan juga cacing anak katak serta anak ikan. Jadi belut tergolong hewan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain. Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain protozoa atau hewan bersel satu, microcrustacean atau udang-udangan renik, invertebrata, microscopic atau hewan-hewan tak bertulang belakang yang keci-kecil sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing, siput, berudu kodok dan benih-benih ikan yang masih lemah.

Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanan. Untuk itu belut menyergap mangsanya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini dibuat dengan menggali lumpur baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyergap ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan bentuk lubang mula-mula tegak kebawah lalu membengkok dan mendatar.


PEMANENAN BUDIDAYA BELUT 
Untuk memanen belut diperlukan ketepatan waktu panen diperlukan wadah penampung juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil panen dilokasi penjualan. Belut siap panen untuk kebutuhan pasar lokal dari mulai penaburan benih sampai pemanenan minimal 3 bulan dengan jumlah per kg sekitar 20-30 ekor. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 8 bulan dengan jumlah per kg nya dibawah 7 ekor. Itulah berbagai tahapan dan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai usaha sampingan, saya berharap informasi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta bahan referensi jika anda ingin mencoba usaha baru.


Referensi :